PERENCANAAN
DAN PENJADWALAN PROYEK
Disusun
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Operasi
Dosen Pengampu : MITA SICILLIA S.Kom., M.M.
Disusun
Oleh
1.
MUHAMMAD
AS’AD (2016120142)
2.
RIA INDRIANI (181011250484)
3.
RIKA
PUTRI AMELIA L (2016121325)
4.
SABRIAH
(2016120470)
5.
SITI
PATIMA (2016120056)
6.
STEFANI
AMELIA (2016121155)
7.
VERA NISCHA (2016122231)
PROGRAM STUDI AKUNTANSI S1
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2019
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.
Wb
Puji syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah dengan semaksimal
mungkin. Makalah ini merupakan salah
satu tugas mata kuliah manajemen operasi. Adapun judul dari makalah ini adalah “Perencanaan dan penjadwalan proyek”.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penyusunan makalah
ini. Makalah ini diharapkan dapat
bermanfaat bagi para pembaca dan memperdalam tentang “Perencanaan
dan penjadwalan proyek”.
Atas perhatian dan
bantuannya penulis ucapkan terima kasih.
Tangerang, 11
September 2019
Penyusun
DAFTAR ISI
Perencanaan merupakan salah satu fungsi vital dalam kegiatan manajemen
proyek. Perencanaan
dikatakan baik bila seluruh proses kegiatan yang ada di dalamnya dapat diimplementasikan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dengan tingkat
penyimpangan minimal serta hasil akhir maksimal.
Perencanaan adalah suatu tahapan dalam manajemen proyek yang
mencoba meletakkan dasar tujuan dan sasaran sekaligus menyiapkan segala program
teknis dan administratif agar dapat diimplementasikan. Tujuannya melakukan usaha untuk memenuhi persyaratan spesifikasi proyek yang
ditentukan dalam batasan biaya, mutu dan waktu serta faktor keselamatan.
Penjadwalan
proyek merupakan salah satu elemen hasil perencanaan yang dapat memberikan
informasi tentang jadwal rencana dan kemajuan proyek dalam hal kinerja sumber
daya berupa biaya, tenaga kerja, peralatan dan material serta rencana durasi
proyek dan progres waktu untuk menyelesaikan proyek. Dalam proses penjadwalan,
penyusunan kegiatan dan hubungan antar kegiatan dibuat lebih terperinci dan
sangat detail. Hal ini dimaksudkan untuk membantu pelaksanaan evaluasi proyek.
Penjadwalan atau scheduling adalah pengalokasian waktu yang tersedia
melaksanakan masing-masing pekerjaan dalam rangka menyelesaikan suatu proyek
hingga tercapai hasil optimal dengan mempertimbangkan keterbatasan yang ada.
Selama
proses pengendalian proyek, penjadwalan mengikuti perkembangan proyek dengan berbagai permasalahannya.
Proses monitoring serta updating selalu dilakukan untuk mendapatkan penjadwalan
yang paling realistis agar alokasi sumber daya dan penetapan durasinya sesuai
dengan sasaran dan tujuan proyek.
Berdasarkan
identifikasi masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana siklus dan tahapan perencanaan
proyek ?
2.
Mengapa “perencanaan” ?
3.
Bagaimana asumsi dan kemampuan dasar dalam perencanaan
proyek?
4.
Apa saja keahlian yang dibutuhkan dalam
manajemen proyek?
5.
Masalah dasar apa saja yang dihadapi dalam perencanaan dan penjadwalan
proyek?
6.
Apa saja fungsi penjadwalan proyek?
7. Apa saja metode-metode penjadwalan proyek?
Berdasarkan pada
pokok masalah yang telah dirumuskan, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1.
Mengetahui siklus dan tahapan perencanaan proyek.
2.
Mengetahui mengapa perencanaan dibutuhkan.
3.
Mengetahui asumsi dan kemampuan dasar dalam perencanaan proyek.
4.
Mengetahui keahlian yang dibutuhkan dalam manajemen proyek.
5.
Mengetahui masalah dasar yang dihadapi dalam perencanaan dan penjadwalan proyek.
6.
Mengetahui fungsi penjadwalan proyek.
7.
Mengetahui metode-metode penjadwalan proyek.
2.1 SIKLUS DAN TAHAPAN PERENCANAAN PROYEK
1.
Tahap Inisiasi Proyek
Pertanyaan
sederhana yang tertuju pada tahap inisiasi proyek adalah apakah menemukan
tantangan dan masalah? Tujuan dari tahap inisiasi adalah proses identifikasi
terhadap segala hal yang harus dilakukan, serta memahami lingkup proyek. Pada
tahap ini, seorang manajer proyek akan dipilih dan diberi wewenang untuk
membentuk tim yang akan menjalankan proyek.
2.
Tahap Perencanaan Proyek
Pertanyaan
sederhana yang tertuju pada tahap perencanaan proyek adalah bagaimanakah
langkah penyelesaiannya? Perencanaan proyek merupakan proses pengembangan
detail atas perencanaan suatu proyek, yang meliputi daftar semua tugas,
pengalokasian sumber daya, penjadwalan, perencanaan anggaran / budget,
manajemen resiko, dan lain-lain.
Proses
perincian ini sangat bermanfaat agar dapat memahami rangkaian tugas yang akan
dilakukan, yang meliputi pihak-pihak yang bertanggung jawab, batasan waktu
tugas, dan lain-lain. Perencanaan proyek yang telah disetujui sponsor
disebut project baselin. Project
baseline tersebut digunakan sebagai kerangka acuan pengendalian proyek.
3.
Tahap Pengontrolan Proyek
Pertanyaan
sederhana yang tertuju pada tahap pengontrolan proyek adalah apakah kita pada
jalur yang benar? Pada tahap ini tugas-tugas mulai dilaksanakan. Secara teknis,
project baseline dijadikan sebagai
pedoman / acuan tugas yang dilaksanakan. Seorang manajer proyek harus memantau
tugas agar proyek dapat berjalan tepat waktu, sesuai dengan spesifikasi yang
ditentukan dan berada pada budget yang telah ditetapkan.
4.
Tahap Penutupan Proyek
Tahap
ini memiliki tiga sub tahap penting, yaitu: pertanggungjawaban, pembelajaran
proyek dan perayaan. Setelah proyek selesai, manajer proyek
mempertanggungjawabkan hasil proyek kepada sponsor (pemilik proyek) dan recipient (pihak yang akan menggunakan /
menerima hasil proyek). Pada umumnya, pihak sponsor lah yang akan memberikan
pernyataan resmi mengenai selesainya proyek tersebut.
Setiap
proyek pasti memiliki keunikan yang dapat dipelajari. Tidak ada proyek yang
identik walaupun memiliki tema yang sama, namun masalah yang dihadapi,
persyaratan, maupun sumber dayanya (termasuk teknologi) pastilah berbeda. Hal
ini yang menimbulkan keunikan pada setiap proyek. Mengadakan pertemuan evaluasi
selama berlangsungnya proyek bagi seluruh tim merupakan pembelajaran yang berharga.
Hal
umum yang biasa terjadi dalam dunia kerja adalah dinamika proyek yang cukup
aktif, munculnya proyek baru begitu sebuah proyek selesai dilaksanakan. Oleh
karena itu, seorang manajer proyek memiliki peran aktif yang sangat penting
untuk memastikan berhasilnya penyebaran proses pembelajaran proyek dalam tim
yang dipimpinnya.
Tahap
yang terakhir adalah tahap perayaan, janganlah meremehkan sebuah acara
perayaan, karena hal tersebut merupakan salah satu bentuk penghargaan atas
usaha-usaha yang telah dilakukan. Di samping itu, perayaan dapat mempererat kebersamaan
dalam sebuah tim hingga menjadi sebuah tim yang solid. (Trihendradi. 2007)
Tahap Perencanaan Proyek melibatkan penciptaan seperangkat rencana
untuk membantu membimbing tim proyek melalui tahap pelaksanaan dan penutupan
proyek. Rencana yang dibuat pada tahap ini akan membantu tim proyek
untuk mengatur waktu, biaya, kualitas, perubahan, risiko dan isu-isu.
Perencanaan akan menghasilkan
keuntungan-keuntungan apabila
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
ü Menentukan Lingkup dari Proyek. Unit
organisasi, kegiatan atau sistem yang mana akan
terlibat? Mana yang tidak? Informasi ini memberikan perkiraan awal dari
skala sumber daya manusia yang diperlukan. Mengenali
Berbagai Area Permasalahan Potensial. Perencanaan akan menunjukkan hal-hal yang mungkin salah
sehingga hal-hal ini dapat dicegah.
ü Mengatur Urusan Tugas. Banyak tugas-tugas
terpisah yang diperlukan untuk mencapai
sistem. Tugas-tugas ini diatur dalam urutan logis berdasarkan prioritas
informasi dan kebutuhan untuk efisiensi.
ü Memberikan Dasar untuk Pengendalian. Tingkat
kinerja dan metode pengukuran tertentu
harus dispesifikasikan sejak awal.
Menurut Raymond McLeod Jr dalam bukunya
Sistem Informasi Manajemen. Langkah-langkah dalam tahap perencanaan adalah
sebagai berikut:
1.
Menyadari Masalah
Kebutuhan akan proyek biasanya dirasakan oleh
manajer perusahaan, non manajer, dan elemen-elemen dalam lingkungan perusahaan.
2.
Mendefinisikan Masalah
Setelah manajer menyadari adanya masalah, ia
harus memahaminya dengan baik agar dapat
mengatasi permasalahan tersebut. Sebaiknya manajer hanya mencari untuk mengidentifikasikan dimana letak permasalahannya dan apa
kemungkinan penyebabnya.
3.
Menentukan Tujuan Sistem
Manajer dan analis sistem mengembangkan suatu
daftar tujuan sistem yang harus dipenuhi oleh sistem untuk memuaskan pemakai.
Namun tujuan dinyatakan secara umum lalu
tujuan-tujuan ini akan dibuat lebih spesifik.
4.
Mengidentifikasi Kendala-Kendala Sistem
Sistem baru tidak akan beroperasi bebas dari
kendala. Kendala-kendala ini penting
untuk diidentifikasi sebelum sistem benar-benar dikerjakan. Dengan cara ini, baik
rancangan sistem maupun kegiatan proyek akan berada di antara kendala-kendala
ini.
5.
Membuat Studi Kelayakan
Studi kelayakan adalah suatu tinjauan sekilas
pada faktor-faktor utama yang akan mempengaruhi kemampuan sistem untuk
mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan. Ada
enam dimensi kelayakan:
Ø
Teknis
Dalam dimensi teknis yang perlu dipertimbangkan adalah,
tersediakan hardware dan software untuk melaksanakan pemrosesan
yang diperlukan?
Ø
Pengembangan Ekonomis
Dalam dimensi Pengembangan Ekonomis yang perlu dipertimbangkan adalah,
dapatkah sistem yang diajukan dinilai secara keuangan dengan membandingkan
kegunaan dan biayanya?
Ø
Pengembalian non Ekonomis
Dalam dimensi Pengembalian non Ekonomis yang perlu dipertimbangkan
adalah, dapatkah sistem yang diajukan dinilai berdasarkan keuntungan-keuntungan yang tidak dapat diukur
dengan uang?
Ø
Hukum dan Etika
Dalam dimensi Hukum dan Etika yang perlu dipertimbangkan adalah, akankah
sistem yang diajukan beroperasi dalam batasan hukum dan etika?
Ø
Operasional
Dalam dimensi Operasional yang perlu dipertimbangkan adalah
apakah rancangan sistem akan didukung oleh orang-orang yang akan menggunakannya?
Ø
Jadwal
Dalam dimensi Jadwal yang perlu dipertimbangkan adalah mungkinkah
penerapan sistem dalam kendala waktu yang ditetapkan?
6.
Mempersiapkan Usulan Penelitian Sistem
Jika sistem dan proyek tampak layak,
diperlukan penelitian sistem yang menyeluruh.
Penelitian Sistem (system study) akan
memberikan dasar yang terinci untuk rancangan sistem baru mengenai apa yang
harus dilakukan sistem itu dan bagaimana sistem itu melakukannya. Analis akan
menyiapkan usulan penelitian sistem yang memberikan dasar bagi manajer untuk
menentukan perlu tidaknya pengeluaran untuk analisis. Hal penting yang harus diingat
tentang usulan tersebut adalah bahwa sebagian besar isinya didasarkan pada
perkiraan. Analis sistem memberikan salinan tertulis dari usulan kepada komite
pengarah SIM, dan kadang-kadang memberikan penyajian lisan.
7.
Menyetujui atau Menolak Penelitian Proyek
Manajer dan komite pengarah menimbang pro dan
kontra dari proyek dan rancangan sistem yang diusulkan serta menentukan apakah
perlu diteruskan atau dihentikan. Jika keputusannya adalah diteruskan, proyek
akan berlanjut ke tahap penelitian. Jika keputusannya adalah dihentikan, semua
pihak mengalihkan perhatiannya ke masalah-masalah lain.
8.
Menetapkan Mekanisme Pengendalian
Sebelum penelitian sistem dimulai, komite
pengarah SIM (Sistem Informasi Manajemen) menetapkan pengendalian proyek dengan
menentukan apa yang harus dikerjakan, siapa yang melakukannya, dan kapan akan
dilaksanakan.
9.
Memonitor Kemajuan Proyek
Setelah jadwal proyek ditetapkan, jadwal itu
harus didokumentasikan dalam bentuk yang memudahkan pengendalian.
Suatu proyek
dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan
membutuhkan suatu sistem yang dapat menjaga agar kerjasama dalam suatu proyek
berjalan dengan baik. Untuk menciptakan suatu kerjasama yang baik dibutuhkan
suatu sistem yang disebut manajemen proyek. Manajemen proyek bertugas
merencanakan, mengorganisir, memimpin dan mengendalikan sumber daya perusahaan agar dapat mencapai tujuan
proyek. Secara garis besarnya konsep manajemen proyek bertujuan untuk
menciptakan keterkaitan yang erat antara perencanaan dan pengendalian. Perencanaan proyek merupakan unsur yang
sangat penting dari konsep manajemen proyek karena perencanaan merupakan suatu
usaha untuk meletakan dasar dan tujuan serta menyusun langkah-langkah kegiatan
untuk melaksanakan proyek.
Perencanaan mengarahkan keputusan yang
dibutuhkan dalam memulai suatu proyek. Perencanaan yaitu memilih dan menentukan
langkah-langkah kegiatan yang akan datang yang diperlukan untuk mencapai
sasaran. Dalam perencanaan penyelenggaraan proyek, tahap dan kegunaan
perencanaan dapat dibedakan menjadi perencanaan dasar dan perencanaan pengendalian.
Perencanaan dasar dimaksudkan untuk meletakkan dasar-dasar dari suatu
penyelenggaraan proyek, sedangkan perencanaan pengendalian merupakan kegiatan
menganalisis dan membandingkan hasil pelaksanaan yang diperlukan.
Perencanaan
yang tepat disusun secara sistematis akan dapat berfungsi sebagai berikut:
1.
Sarana komunikasi bagi semua pihak penyelenggara proyek
2.
Dasar pengaturan alokasi sumber daya
3.
Alat untuk mendorong perencana dan pelaksana melihat kedepan dan
menyadari pentingnya unsur waktu
4.
Pegangan dan tolak ukur fungsi pengendalian
Unsur-unsur
dalam perencanaan proyek sekurang-kurangnya meliputi:
1.
Sasaran
Sasaran
merupakan target dimana semua kegiatan diarahkan dan diusahakan untuk
mencapainya. Pada umumnya, sasaran proyek dinyatakan dalam bentuk waktu, biaya,
dan mutu. Disamping sasaran proyek secara keseluruhan, sasaran dari
masing-masing tugas sebaiknya juga dibuat, sehingga akan memudahkan dalam
mengendalikan proyek. Sasaran dari masing-masing kegiatan ini merupakan milestone (tonggak kemajuan), yang
menjadi patokan dalam memantau dan mengendalikan perkembangan proyek.
2.
Organisasi
Organisasi
merupakan sarana dimana para anggota bekerja sama untuk mencapai tujuan proyek.
Organisasi proyek harus diusahakan efisien serta memiliki pembagian tugas dan
wewenang yang jelas.
3.
Jadwal
Jadwal
merupakan salah satu perencanaan yang paling penting yang mencakup urutan
langkah kegiatan yang sistematis untuk mencapai sasaran. Penjadwalan berguna
sebagai sarana koordinasi dan integrasi bagi kegiatan para peserta proyek
menjadi suatu rangkaian yang berurutan, pengendalian yang dipakai sebagai tolak
ukur dalam mengkaji waktu penyelesaian yang perlu mendapatkan prioritas supaya
penyelesaian proyek sesuai dengan waktu yang ditentukan.
4.
Anggaran
Anggaran
merupakan salah satu bentuk perencanaan yang harus ditentukan sejak awal.
Anggaran menunjukkan perencanaan penggunaan dana untuk melaksanakan pekerjaan
tertentu.
Persyaratan Perencanaan (Planning Requirements):
1.
Faktual dan Realistis
2.
Logis dan Rasional
3.
Fleksibel
4.
Komitmen
5.
Komprehensif atau menyeluruh
Asumsi
perencanaan:
1.
Bersifat POSITIF
Faktor penunjang keberhasilan
2.
Bersifat NEGATIF
Faktor penghambat keberhasilan
Kemampuan dasar dalam perencanaan proyek, adalah
kemampuan forecasting (meramalkan apa
yang terjadi dimasa depan) dan kemampuan untuk menuliskan rencana agar
realistis, yang meliputi tahapan kerja sebagai berikut:
1.
Mengidentifikasi proyek pengembangan sistem
2.
Mengidentifikasi sasaran proyek sistem
3.
Mengidentifikasi kendala proyek sistem
4.
Mengidentifikasi prioritas proyek sistem
5.
Menyusun laporan perencanaan proyek sistem
6.
Meminta persetujuan manajemen
2.4 KEAHLIAN YANG DIBUTUHKAN DALAM MANAJEMEN PROYEK
Dalam
proses perencanaan proyek, kemampuan seorang manajer proyek harus mencakup
sembilan knowledge area yang
tujuannya adalah sebagai panduan dalam pelaksanaan proyek. Sembilan knowledge area tersebut adalah :
1.
Project
integration management: memastikan bahwa
unsur-unsur berbagai proyek secara efektif dikoordinasikan.
2.
Project
scope management: untuk memastikan semua
pekerjaan yang diperlukan dimasukkan.
3.
Project
time management: menyediakan jadwal proyek
yang efektif
4.
Project
cost management: untuk
mengidentifikasi sumber daya yang dibutuhkan dan
mengontrol anggaran
5.
Project
quality management: untuk memastikan
bahwa persyaratan fungsional sudah terpenuhi.
6.
Project
human resource management: mengembangkan dan
mempekerjakan personil yang efektif.
7.
Project
communications management: untuk
memastikan komunikasi internal dan eksternal yang efektif.
8.
Project
risk management: untuk menganalisa
dan mengurangi risiko potensial.
9.
Project
procurement management: untuk memperoleh sumber
daya yang diperlukan dari sumber eksternal.
Sedangkan skill
atau keahlian dalam manajemen proyek meliputi:
1.
The
project management body of knowledge
Seorang manajer yang baik harus memiliki skill ini karena ini merupakan
implementasi dari nine project management
knowledge sehingga seorang manajer yang baik dapat menggunakan itu termasuk
teknik dan alat-alat yang mendukung kemajuan suatu proyek
2.
Application
area knowledge, standard and regulation
Manajer
yang memiliki skill ini mempunyai
pengetahuan tentang proyeknya ini, misalnya dia seorang manajer pada proyek IT maka
dia mengetahui apa standar dan regulasi dari sebuah proyek IT tersebut.
3.
Project
environmental knowledge
Dalam
kehidupan kita sehari-hari kita tidak hanya berhadapan dengan situasi, tempat
dan kondisi yang sama terus ada saatnya kita mengalami sebuah perbedaan, baik
itu kondisi, situasi dan tempat. Dari sana kita diperlukan kemampuan kita untuk
bisa beradaptasi dengan baik begitu juga dengan seorang manajer proyek. Seorang
manajer proyek tidak hanya akan menjadi seorang manajer tidak hanya bekerja
dengan organisasi yang sama setiap saat begitu juga tipe proyek yang sama. Maka
dari itu dibutuhkan kemampuan untuk beradaptasi dengan perbedaan tersebut dan
mengetahui berbagai macam aspek / pengetahuan dalam kehidupan seperti aspek
ekonomi, sosial, politik dan
lain-lain.
4.
General
management knowledge and skill
Seorang
manajer yang baik tidak hanya menguasai salah satu aspek / bidang pengetahuan
tetapi dia harus menguasai berbagai macam ilmu karena dengan menguasai berbagai
macam ilmu tersebut dia bisa mengambil keputusan, memberikan arahan
menyelesaikan masalah yang berbeda dari bidang ilmu yang dia sangat kuasai.
Untuk
bisa menguasai berbagai macam bidang / aspek pengetahuan itu sangat sulit
tetapi bukan berarti tidak bisa. Manajer yang baik tidak harus menguasai bidang
ilmu sampai 100% tetapi separuhnya saja sudah cukup namun dia tetap harus
belajar dan memutuskan ilmu pengetahuan mana yang penting bagi proyeknya
tersebut
5.
Soft
skill or human relation skill
Untuk
meraih nilai yang tinggi pada suatu proyek diperlukan Soft skill or human relation skill. Soft skill yang bagus
diperlukan / penting karena seorang manajer proyek memerlukannya untuk
mengetahui, mengarahkan, memenuhi permintaan stakeholder, memimpin tim, memotivasi bernegosiasi
dan menyelesaikan masalah.
Soft skill
yang baik dapat membantu kerja manajer proyek dalam menyelesaikan masalahnya,
selain itu seorang manajer proyek memerlukan human relation skill yang baik pula karena seorang manajer proyek
tidak bekerja sendirian, dia bekerja secara tim. Apabila seorang manajer tidak
memiliki skill tersebut maka
kerja tim pada proyek akan buruk dan itu tidak baik dalam menjalankan
suatu proyek
Selain skill
yang berjumlah 5 di atas, ada skill lain
yang juga penting untuk dimiliki seorang manajer proyek yaitu skill dalam memilih dan menggunakan
Teknologi informasi serta skill
kepemimpinan. Seorang manajer proyek sering dihadapkan dalam mengambil
keputusan yang sulit, setiap keputusan yang diambil dapat membahayakan suatu
proyek. Maka diperlukan sebuah tim yang solid serta kemampuan diri dalam
menguasai teknologi informasi untuk membantu menyelesaikan masalahnya dengan
efektif.
Seorang manajer proyek juga harus memiliki skill kepemimpinan yang baik, walaupun
pemimpin dan manajer merupakan posisi yang berbeda dan spesifikasi yang berbeda
pula, tetapi seorang manajer proyek yang baik diharuskan memiliki nya. Seorang
manajer bekerja secara tim dan dia sebagai pemimpin sebuah proyek sehingga dia
harus mempunyai visi yang jelas, dapat mengambil keputusan secara cepat
dan tepat serta dapat menjadi contoh atau menginspirasi anggota timnya
Masalah
dasar yang sering ditemui dalam manajemen proyek ada berbagai macam.
Diantaranya adalah:
- Keinginan klien berubah-ubah atau tidak jelas.
Keinginan
klien yang tidak pasti dapat menjadi masalah besar. Penting untuk memiliki alur
yang jelas dari awal hingga akhir proyek sehingga klien akan bisa lebih
spesifik terhadap persyaratan yang dimilikinya.
2.
Tidak menempatkan orang
yang tepat untuk mengatur proyek
Biasanya,
dalam pengalokasian sumber daya,
sebagian besar usaha dikerahkan untuk fokus mencari sumber daya yang tepat dibandingkan mencari manajer
proyek yang tepat. Kadangkala pula seorang manajer proyek dipilih berdasarkan
ketersediaan tenaga kerja yang ada, bukan berdasarkan skill nya. Sehingga untuk menghindari masalah tersebut perlu
dipilih seorang manajer proyek yang memang sesuai dengan bidangnya.
- Gagal untuk mendapatkan dukungan
Seringkali,
sebuah proyek gagal karena mereka tidak mendapat support yang cukup dari departemen atau orang-orang yang tergabung
dalam proyek tersebut, termasuk manajer. Hal ini bisa saja dikarenakan oleh
beberapa hal diantaranya:
a. Tidak
membuat jobdesk atau role yang jelas untuk seluruh tim.
b. Kedua
karena tidak menjelaskan “personal payoff” dari masing-masing orang ketika
proyek berhasil.
c. Tidak
menjelaskan bagaimana evaluasi dari kontribusi setiap orang.
d. Gagal
untuk membuat “sense of urgency”
mengenai proyek.
- Kurangnya Komunikasi
Komunikasi
menjadi faktor terpenting kesuksesan sebuah proyek manajemen. Komunikasi antar
tim, tim dengan manajer proyek, tim dengan klien harus selalu dijaga. Untuk
menghindari masalah komunikasi, manajer proyek dapat menentukan hari dan waktu
untuk bertemu tim secara berkala untuk membantu menjaga seluruh tim tetap
bekerja di jalurnya yang tepat.
- Kurang spesifik terhadap bidangnya
Proyek
yang tidak memiliki “ultra-clear goal”
akan gagal. Bidang atau jangkauan yang berubah adalah hal yang paling berbahaya
yang dapat terjadi dalam sebuah proyek. Jika tidak ditangani dengan baik maka
akan menghabiskan dana dan waktu yang banyak. Untuk mencegah hal tersebut
terjadi, definisikan bidang dari sebuah proyek dan monitor proyek tersebut
secara berkala untuk memastikan bahwa seluruh tim bekerja sesuai jalurnya.
- Tidak memiliki ukuran untuk mendefinisikan keberhasilan
Hal
pertama yang harus dilakukan oleh seorang manajer proyek adalah ia harus
mengerti dan paham apa arti kesuksesan proyeknya, apa yang membuat proyeknya
berhasil, kapan proyek akan selesai dilaksanakan dan sebagainya.
Penjadwalan merupakan tahapan
menerjemahkan suatu perencanaan ke dalam
suatu diagram-diagram yang sesuai dengan skala
waktu. Penjadwalan menentukan kapan kegiatan-kegiatan akan dimulai, ditunda, dan diselesaikan, sehingga
pengendalian sumber-sumber daya akan
disesuaikan waktunya menurut kebutuhan yang ditentukan. Dalam proyek, penjadwalan sangat penting dalam
memproyeksikan keperluan tenaga kerja,
material, dan peralatan.
Menjadwalkan adalah berpikir secara mendalam melalui
berbagai persoalan-persoalan, menguji
jalur-jalur yang logis, serta menyusun
berbagai macam tugas, yang menghasilkan suatu kegiatan lengkap, dan menuliskan bermacam-macam kegiatan dalam
kerangka yang logis dan rangkaian waktu yang tepat. (Luthan & Syafriandi,
2006)
Fungsi penjadwalan dalam suatu proyek antara
lain :
1.
Menentukan durasi total yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek.
2.
Menentukan waktu pelaksanaan dari masing-masing kegiatan.
3.
Menentukan kegiatan-kegiatan yang tidak
boleh terlambat atau tertunda pelaksanaannya dan menentukan jalur
kritis.
4.
Menentukan kemajuan pelaksanaan proyek.
5.
Sebagai dasar perhitungan cash flow proyek.
6.
Sebagai dasar bagi penjadwalan sumber daya proyek, seperti tenaga kerja,
material, dan peralatan.
7.
Sebagai alat pengendalian proyek.
Penjadwalan proyek juga merupakan sesuatu yang lebih spesifik dan menjadi bagian dari
perencanaan proyek (Tampubolon, 2004). Penjadwalan memiliki dua tugas penting,
yaitu (Prawirosentono, 2007):
1.
Memutuskan proses yang harus berjalan, dan
2.
Memutuskan kapan dan selama berapa lama proses itu berjalan
Penjadwalan
suatu proyek dapat membantu dalam beberapa hal, diantaranya (Heizer, Jay dan
Render, Barry, 2006) :
1.
Menunjukkan hubungan tiap kegiatan dengan kegiatan lainnya dan terhadap
keseluruhan proyek
2.
Mengidentifikasikan hubungan yang harus didahulukan di antara kegiatan
3.
Menunjukkan perkiraan biaya dan waktu yang realistis untuk tiap kegiatan
4.
Membantu mengetahui hal-hal yang mungkin menghambat suatu proyek
Penjadwalan
merupakan pengalokasian waktu yang tersedia untuk melaksanakan masing-masing
pekerjaan dalam rangka menyelesaikan suatu proyek hingga tercapai hasil optimal
dengan mempertimbangkan keterbatasan-keterbatasan yang ada (Husen, 2009).
Penjadwalan menentukan kapan aktivitas itu
dimulai, ditunda dan diselesaikan, sehingga pembiayaan dan pemakaian sumber daya
bisa disesuaikan waktunya menurut kebutuhan yang telah ditentukan. Untuk
menyelenggarakan proyek, salah satu sumber daya yang menjadi faktor penentu
keberhasilan adalah tenaga kerja (Mertha Jaya dkk, 2007).
1. Gantt Chart (diagram balok)
Gantt
Chart
(diagram balok) merupakan penjadwalan menggunakan suatu bagan batang atau bagan
kejadian penting (Milestone chart).
Dalam tiap kasus, lama kegiatan diperlihatkan dalam bagan oleh balok atau
garis. Bagan ini memperlihatkan kapan suatu kegiatan dijadwalkan mulai dan
kapan ia selesai. Diagram balok disusun dengan maksud mengidentifikasi unsur
waktu dan urutan dalam merencanakan suatu kegiatan, yang terdiri dari waktu
mulai, waktu penyelesaian, dan pada saat pelaporan (Nugraha, 1985).
No
|
Aktivitas
|
Hari/Bulan/Tahun
|
|||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
||
1
|
A
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
B
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
C
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
D
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5
|
E
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Penggambaran
diagram balok seperti terlihat pada gambar diatas terdiri dari kolom (sumbu vertikal) dan baris
(sumbu horizontal). Kolom pertama berisi daftar atau uraian pekerjaan dalam
suatu proyek. Kolom selanjutnya dipergunakan sebagai tempat melukiskan balok
sesuai dengan durasi waktu yang diperlukan dari masing-masing pekerjaan. Satuan
waktu misalnya hari, minggu, atau bulan ditempatkan pada sumbu horizontal.
Waktu mulai dan waktu akhir masing-masing kegiatan ditunjukkan oleh ujung kiri
dan ujung kanan dari balok-balok yang bersangkutan.
Pada
pembuatan diagram balok telah diperhatikan urutan kegiatan, meskipun belum
terlihat hubungan ketergantungan antara satu aktivitas dengan yang lain. Format
penyajian diagram balok yang lengkap berisi perkiraan urutan pekerjaan, skala
waktu dan analisis kemajuan pekerjaan pada saat pelaporan.
Keuntungan
penjadwalan dengan Gantt Chart:
a.
Sederhana, mudah dibuat dan dipahami, sehingga sangat bermanfaat sebagai
alat komunikasi dalam penyelenggaraan proyek.
b.
Dapat menggambarkan jadwal suatu kegiatan dan kenyataan kemajuan
sesungguhnya pada saat pelaporan.
Kerugian
penjadwalan dengan Gantt Chart:
a.
Tidak menunjukkan secara spesifik hubungan ketergantungan antara satu
kegiatan dan kegiatan yang lain, sehingga sulit untuk mengetahui dampak yang
diakibatkan oleh keterlambatan satu kegiatan terhadap jadwal keseluruhan
proyek.
b.
Sulit mengadakan penyesuaian atau perbaikan / pembaharuan bila
diperlukan, karena pada umumnya ini berarti membuat bagan balok baru.
2. Jaringan PERT
Teknik
tinjauan Evaluasi Program (PERT = program
review technique) adalah metode jaringan untuk penjadwalan proyek yang
pertama kali dikembangkan pada pertengahan 1950 an untuk proyek kapal selam
Polaris. Teknik ini digunakan untuk menjadwalkan lebih dari 3000 kontraktor,
pemasok, dan agen, serta mendapat penghargaan karena berhasil membawa proyek
kapal selam Polaris maju dari jadwal hingga 2 tahun.
Jaringan
PERT adalah salah satu metode grafis yang digunakan untuk memvisualisasikan
jadwal proyek ke dalam rangkaian aktivitas, lengkap dengan urutan pekerjaan dan
hubungan ketergantungan antar aktivitas. Dalam diagram PERT,
aktivitas-aktivitas dinyatakan dalam bentuk panah, yang menghubungkan event -
event yang dinyatakan dalam bentuk lingkaran.
Berikut
adalah beberapa hal yang harus diperhatikan dalam jaringan PERT (Nugraha,
1986):
a.
Event (kejadian)
Titik
pangkal dan titik akhir dari suatu aktivitas yang dinyatakan dalam bentuk
lingkaran. Sebuah event tidak memerlukan waktu dan sumber daya karena event
bukan sebuah aktivitas.
b.
Aktivitas Nyata
Pelaksanaan
kegiatan yang nyata dari suatu pekerjaan. Aktivitas ini membutuhkan durasi dan
sumber daya untuk pelaksanaannya. Sebuah aktivitas nyata digambarkan dalam bentuk
anak panah disertai durasi pekerjaannya.
c. Aktivitas Dummy
Aktivitas
ini tidak menyatakan sebuah kegiatan yang nyata, melainkan hanya berfungsi
untuk menyatakan ketergantungan antar aktivitas. Aktivitas dummy digambarkan
dengan anak panah yang terputus-putus.
d.
Duration (D)
Waktu
yang diperlukan untuk melaksanakan suatu aktivitas. Umumnya dengan satuan waktu
: hari, minggu, bulan dan lain-lain.
e.
Earliest Event Occurrence Time (TE)
Saat
paling awal terjadinya suatu event / kejadian.
f.
Latest Allowable Event Time (TL)
Saat
paling lambat yang diijinkan untuk terjadinya suatu event/kejadian.
g.
Earliest Activity Start Time (ES)
Saat
mulai paling awal suatu aktivitas.
h.
Earliest Activity Finish Time (EF)
Saat berakhir paling awal suatu aktivitas
i.
Latest Allowable Activity Start Time (LS)
Saat
mulai paling lambat yang diijinkan untuk suatu aktivitas
j.
Latest Allowable Activity Finish Time (LF)
Saat
berakhir paling lambat yang diijinkan untuk suatu aktivitas
k.
Total Activity Slack atau
Total Float atau Float (TF)
Sejumlah
waktu sampai kapan suatu aktivitas boleh diperlambat.
TE
= TL – EF = LF – EF = LS – ES (1)
l.
Free Slack (SF)
Waktu
aktivitas bebas SF = TE – EF (2)
m. Aktivitas kritis
Aktivitas
yang tidak memiliki keleluasaan dalam start
time dan finish time (Total Float
sama dengan nol). Perubahan yang terjadi pada durasi atau waktu pelaksanaan
aktivitas kritis akan mempengaruhi durasi proyek secara keseluruhan.
n.
Lintasan kritis
Rangkaian
aktivitas pada network diagram yang terdiri dari aktivitas-aktivitas kritis.
Durasi lintasan kritis juga menunjukkan durasi proyek secara keseluruhan.
Dalam
PERT durasi waktu penyelesaian suatu aktivitas diprediksi dengan tiga estimasi
waktu yaitu:
a.
Waktu optimis (optimistic estimate
= a):
-
Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu aktivitas dengan asumsi
jika pelaksanaan aktivitas berjalan dengan sangat baik.
-
Waktu tercepat yang mungkin dapat dicapai untuk menyelesaikan suatu
aktivitas.
b.
Waktu normal (most likely estimate
= m) :
-
Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu aktivitas dengan asumsi
jika pelaksanaan aktivitas berjalan dengan normal
c.
Waktu pesimis (pessimistic
estimate = b) :
-
Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu aktivitas dengan asumsi
jika pelaksanaan aktivitas berjalan dengan sangat buruk
-
Waktu terlambat yang mungkin terjadi dalam penyelesaian suatu aktivitas
Ketidakpastian
dari dugaan waktu individual adalah ciri khas dari jaringan PERT. Bila waktu
kegiatan individual adalah acak, waktu proyek juga akan acak. Oleh karena itu
tidaklah tepat dalam kasus ini untuk menetapkan waktu penyelesaian proyek secara
konkrit. Setiap tanggal penyelesaian akan mempunyai peluang tertentu untuk
dapat dicapai, yang merupakan fungsi dari ketidakpastian dari tiap kegiatan dan
hubungan mana yang harus didahulukan. Dari sudut pandang manajemen lebih baik
untuk mengakui ketidakpastian dalam tanggal penyelesaian daripada memaksakan
persoalan ke dalam kerangka waktu konstan.
Konsep
lain yang muncul dari jaringan PERT adalah gagasan tentang lintasan kritis
probabilitas. Mengikuti logika PERT, di sini pun tidak ada lintasan kritis yang
pasti. Sebaliknya, setiap kegiatan mempunyai peluang masuk ke dalam lintasan
kritis, beberapa kegiatan mempunyai peluang mendekati nol dan yang lainnya
mendekati satu. Lintasan kritis itu sendiri acak bila waktu kegiatan tidak
pasti.
Perhitungan
PERT telah diperluas untuk mengurangi asumsi yang menjadi sifat dari metodologi
PERT. Satu cara untuk melakukan ini adalah mensimulasi jaringan dengan waktu
contoh yang ditarik secara acak untuk tiap kegiatan. Sebagai hasilnya, suatu
sebaran yang pasti dari waktu penyelesaian proyek dan peluang bahwa setiap kegiatan ada di lintasan kritis dapat
dihitung.
3.
Metode Lintasan Kritis (CPM)
Metode
lintasan kritis (CPM = critical path
method) dikembangkan oleh E.I.du Pont de Nemours & Co. sebagai suatu
cara untuk menyusun jadwal pengoperasian dan penghentian mesin di pabrik.
Karena kegiatan pabrik ini sering berulang waktunya cukup diketahui dengan
baik. Namun, waktu untuk tiap kegiatan dapat dipadatkan dengan mengeluarkan
lebih banyak uang. Dengan demikian, CPM menggunakan keseimbangan waktu – biaya bukan waktu – probabilitas seperti yang digunakan dalam
PERT.
Metode
CPM dalam penjadwalan proyek menggunakan fungsi waktu – biaya. Kegiatan dapat
diselesaikan dalam waktu secara proporsional, lebih sedikit waktu jika lebih
banyak uang dikeluarkan. Untuk mengungkapkan hubungan waktu – biaya linear yang
diasumsikan ini, ada empat angka yang dipasang untuk tiap kegiatan: waktu
normal, biaya normal, waktu pintas, dan biaya pintas.
Jaringan
proyek mula- mual diselesaikan dengan menggunakan waktu normal dan biaya normal
untuk semua kegiatan. Jika waktu dan biaya penyelesaian proyek yang terjadi
memuaskan, semua kegiatan dijadwalkan pada waktu normal. Jika waktu
penyelesaian proyek terlalu panjang, proyek dapat diselesaikan dalam waktu
lebih sedikit dengan biaya yang lebih besar.
Untuk
suatu waktu penyelesaian proyek yang diketahui lebih sedikit dari waktu normal,
ada sejumlah besar kemungkinan jaringan, masing-masing pada biaya total yang berbeda. Hal ini
terjadi karena berbagai waktu kegiatan yang berbeda dapat diturunkan untuk
memenuhi waktu penyelesaian proyek yang ditetapkan. Semua kemungkinan ini dapat
dievaluasi melalui persoalan pemrograman linear. Persoalan pemrograman linear
digunakan untuk mencari jawaban yang menunjukkan biaya total proyek minimum
untuk suatu waktu penyelesaian proyek yang diketahui.
4. Precedence Diagram Method (PDM)
Precedence
Diagram Method adalah
metode jaringan kerja yang termasuk dalam klasifikasi AON (Activity On Node). Dalam Metode ini kegiatan dituliskan di dalam
node yang umumnya berbentuk segi empat, sedangkan anak panahnya sebagai penunjuk
hubungan antara kegiatan-kegiatan yang bersangkutan. Dengan demikian dummy yang merupakan tanda penting untuk
menunjukkan hubungan ketergantungan, di dalam PDM tidak diperlukan (Soeharto,
1995).
PDM
pada dasarnya menitikberatkan pada persoalan keseimbangan antara biaya dan
waktu penyelesaian proyek. PDM menekankan pada hubungan antara pemakaian sejumlah
tenaga kerja atau sumber-sumber daya untuk mempersingkat waktu pelaksanaan suatu
proyek dan kenaikan biaya sebagai akibat penambahan sumber-sumber daya tersebut.
Dalam
PDM, jumlah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan berbagai tahapan dari
proyek konstruksi dianggap diketahui dengan pasti. Selain itu juga hubungan
antara jumlah sumber-sumber daya yang dipergunakan dan waktu yang diperlukan
untuk menyelesaikan proyek juga dianggap diketahui.
Seperti
halnya metode jaringan kerja yang lain, dalam PDM juga terdapat bagian vital,
yaitu analisis jalur kritis (critical path analysis). Jalur
kritis adalah rangkaian aktivitas yang tidak memiliki keleluasan dalam start
time dan finish time. Dengan kata lain, aktivitas kritis adalah
aktivitas yang tidak memiliki float time. Setiap aktivitas kritis harus
dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditentukan. Adanya perubahan waktu
pelaksanaan dari aktivitas kritis, percepatan atau perlambatan, akan
mengakibatkan perubahan durasi proyek secara keseluruhan.
Penjadwalan
pada PDM mempertimbangkan hubungan ketergantungan antar aktivitas dan durasi
setiap aktivitas. Bila terjadi kondisi keterbatasan tenaga kerja, maka dilakukan
penjadwalan ulang yang meliputi proses alokasi dan perataan sumber daya, dan
metode yang digunakan adalah Resource Scheduling Method.
Terdapat
dua cara analisis dalam Resource Scheduling Method untuk menentukan
aktivitas mana yang akan diprioritaskan untuk dijadwalkan bila terjadi konflik
sumber daya, yaitu:
a.
Analisis float time: Aktivitas yang memiliki float time paling
kecil akan diprioritaskan untuk dijadwalkan.
b.
Analisis nilai Pertambahan Durasi Proyek (PDP): Dengan cara ini selalu
dipilih 2 aktivitas yang mengalami konflik untuk dianalisis. Misalnya aktivitas
A dan B. Bila A dijadwalkan lebih dulu daripada B, maka besarnya PDP akibat hal
itu adalah: PDPAB = EFA –LSB
Prioritas
diberikan kepada pasangan aktivitas yang memiliki nilai PDP minimum. Agar
diperoleh nilai PDP minimum, maka harus dipilih aktivitas A dengan nilai EF
terkecil dan aktivitas B dengan nilai LS yang terbesar.
Masalah
akan timbul bila terdapat lebih dari satu alternatif yang memiliki nilai
minimum float time atau PDP yang sama. Pada project management software yang biasa digunakan, seperti Microsoft
Project 2007, bila ditemui kondisi serupa, prioritas otomatis akan jatuh
kepada aktivitas dengan kode aktivitas yang terkecil. Hal ini tentu saja tidak
dapat dipertanggungjawabkan karena nilai kode aktivitas tidak mempersentasekan
fungsi apapun dan sepenuhnya tergantung pada keinginan operator / perencana.
Penjadwalan
aktivitas proyek dengan RPWM akan melalui tahapan-tahapan kegiatan yang dimulai dengan tahap pertama
yaitu tahap mengidentifikasi jenis-jenis aktivitas proyek beserta
karakteristiknya (durasi dan volume). Tahap kedua membuat precedence diagram dari aktivitas-aktivitas tersebut. Tahap ketiga
dilakukan penentuan tingkat ketersediaan sumber daya selama proyek berlangsung.
Pada
tahap keempat ditentukan bobot posisi (positional
weight) dari setiap aktivitas, kemudian aktivitas-aktivitas tersebut
disusun dengan urutan, menurut aktivitas-aktivitas dengan bobot posisi terbesar
dan tahap kelima adalah tahap untuk menjadwalkan aktivitas dengan pedoman sebagai berikut: Aktivitas dengan bobot
posisi tertinggi dilaksanakan pada hari pertama proyek. Sumber daya per hari
yang tidak dipekerjakan (sumber daya yang tersisa) didapat dengan mengurangi
jumlah maksimal sumber daya yang telah terpakai. Aktivitas dengan bobot
tertinggi berikutnya dipilih, kemudian dilakukan dua pemeriksaan yaitu
pemeriksaan Precedence dimana suatu
aktivitas hanya bisa dijadwalkan bila semua aktivitas yang mendahului telah
dijadwalkan dan pemeriksaan Kebutuhan Sumber Daya untuk memastikan suatu
aktivitas harus lebih kecil atau minimal sama dengan jumlah sumber daya yang
tersisa pada saat itu. Jika kondisi precedence
dan kebutuhan sumber daya terpenuhi, aktivitas tersebut dapat dijadwalkan pada
hari tersebut dan tahap kedua dan ketiga diulangi untuk aktivitas dengan bobot
posisi tertinggi berikutnya.
Jika
salah satu atau keseluruhan kondisi tersebut tidak terpenuhi, maka aktivitas
yang dimaksud tidak dapat dijadwalkan pada hari tersebut (dilewati). Kemudian
dipilih aktivitas berikutnya dengan bobot posisi terbesar dan pengecekan
kondisi precedence dan kebutuhan sumber daya diulang untuk aktivitas
ini.
Langkah
kedua dan ketiga diulang untuk hari pertama (hari proyek yang sama) sampai
terjadinya kondisi. Kondisi pertama adalah kondisi yang menunjukkan jumlah sumber
daya total dari aktivitas-aktivitas yang telah dijadwalkan sama dengan jumlah
maksimal sumber daya yang tersedia. Kondisi kedua adalah tidak ada lagi
aktivitas yang dapat dijadwalkan akibat batas dalam pemeriksaan precedence, dan yang ketiga aktivitas
selanjutnya memerlukan sumber daya yang tersedia pada saat itu.
Penjadwalan
untuk hari berikutnya dimulai dengan memilih aktivitas yang memiliki bobot
posisi terbesar selanjutnya. Harus diperhatikan bahwa setiap aktivitas yang telah dijadwalkan sebelumnya tidak dapat
dihentikan sebelum aktivitas itu selesai, dan sumber daya yang masih digunakan
tidak dapat dipakai untuk aktivitas yang lain. Pedoman sesuai langkah kedua
sampai dengan kelima di atas diulang terus menerus sampai semua aktivitas
selesai dijadwalkan. Jalur kritis diperoleh dari network diagram yang telah dilengkapi
dengan penjadwalan semua aktivitas.
1.
Siklus hidup proyek minimal memiliki empat tahap yang harus dilalui,
yaitu inisiasi proyek, perencanaan, pengontrolan dan penutupan
2.
Perencanaan proyek merupakan unsur yang sangat penting dari konsep
manajemen proyek karena perencanaan merupakan suatu usaha untuk meletakan dasar
dan tujuan serta menyusun langkah-langkah kegiatan untuk melaksanakan proyek
3.
Asumsi perencanaan bersifat positif dan negatif
4.
Kemampuan dasar dalam perencanaan proyek,
adalah kemampuan forecasting dan
kemampuan untuk menuliskan rencana agar realistis
5.
Skill atau keahlian dalam
manajemen proyek yang meliputi: The project management body of knowledge,
Application area knowledge, standard and regulation, Project environmental knowledge, General management knowledge and skill, Soft
skill or human relation skill
6.
Masalah dasar yang sering
ditemui dalam manajemen proyek: Keinginan klien berubah-ubah atau tidak jelas,
Tidak menempatkan orang yang tepat untuk mengatur proyek, Gagal untuk
mendapatkan dukungan, Kurangnya Komunikasi, Kurang spesifik terhadap bidangnya,
Tidak memiliki ukuran untuk mendefinisikan keberhasilan
7.
Fungsi penjadwalan dalam suatu proyek antara lain: Menentukan durasi total yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek,
Menentukan waktu pelaksanaan dari masing-masing kegiatan, Sebagai alat pengendalian proyek.
8.
Metode penjadwalan: Gantt Chart (diagram balok), Jaringan PERT, Metode Lintasan Kritis (CPM), Precedence Diagram Method (PDM)
Penjadwalan dan
perencanaan proyek harus sangat diperhatikan dan dilakukan sebaik-baiknya
karena menentukan keberhasilan suatu proyek.
Husen, A. 2009. Manajemen Proyek Perencanaan,
Penjadwalan & Pengendalian Proyek, C.V
Andi Offset, Yogyakarta.
Information
Technology Project Management 4th edition by Kathy
Schwalbe (halaman 1-31)
Luthan, Putri Lynna A.,
Syafriandi. “Aplikasi Microsoft Project Untuk Penjadwalan Kerja
Proyek Teknik Sipil ”. CV. Andi Offset. Yogyakarta. 2006
Mahanavami, Gusti A. 2008. Perencanaan Waktu Pelaksanaan Proyek dengan
Metode PERT (Studi Kasus Graha Miracle Denpasar).
Mertha Jaya, N., Diah Parami Dewi, A. A.
2007. Analisa Penjadwalan Proyek Menggunakan Rangked Positional Weight
Method (Studi Kasus : Proyek Pembangunan Pasar Mumbul di Kabupaten
Buleleng), Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, Vol. 11 No. 2, Juli, pp. 100
– 108.
Nugraha, P., Natan, I., Sutjipto, R. 1985. Manajemen Proyek Konstruksi 1, Kartika Yudha, Surabaya.
Nugraha, P., Natan, I., Sutjipto, R. 1986. Manajemen
Proyek Konstruksi 2, Kartika
Yudha, Surabaya.
Raymond McLeod Jr. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta : PT
Prenhallindo.
1995
Somantri, Agus.
2005. Studi Tentang Perencanaan Waktu dan
Biaya Proyek Penambahan Ruang Kelas Di Politeknik Manufaktur Pada PT. Hatyang
Kuning. Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama
Soeharto, I. 1995. Manajemen Proyek dari
Konseptual sampai Operasional, Erlangga, Jakarta.
Trihendradi. 2007. Mastering
Microsoft Project 2007 - Konsep & Aplikasi.
Yogyakarta : CV. Andi Offset
Tidak ada komentar:
Posting Komentar